2 September 2015
Sejarah Bridge ke Asian Games 2018
Asian Games 2018, Kami Datang
[Bridge Indonesia] Sejak dilantik oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada 9 Oktober 2014, jajaran Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) bertekad untuk mengukir tinta emas dalam masa baktinya selama empat tahun kedepan. Salah stu yang menjadi fokus utama PB GABSI periode 2014-2018 adalah dengan mengusung bridge untuk bisa dipetandingkan di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
Setelah berjuang selama hampir sembilan bulan sejak dilantik, cucuran keringat seluruh jajaran PB GABSI terbayar lunas. Tanggal 14 Juni 2015 menjadi momentum bersejarah bagi dunia (OCA) menyetujui olahraga asah otak ini masuk menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) di Asian Games 2018.
Rasa haru bercampur bahagia sontak menyelimuti seluruh jajaran pengurus PB GABSI karena kerja keras mereka dengan melobi berbagai pihak terkait akhirnya membuahkan hasil manis. Nama Ekawahyu Kasih sebagai Ketua Umum PB GABSI beserta jajaran pengurus lainnya pun kini tercatat dalam buku sejarah bridge Indonesia. Pasalnya, mereka mampu membawa bridge berlaga di kejuaraan multieven terbesar se-Asia itu untuk kali pertama.
Ekawahyu pun menyambut baik keputusan tersebut. Pendekatan yang telah dilakukan ke sejumlah pihak, lanjut Ekawahyu, nyatanya tidak sia-sia. Karena itu, pihaknya berjanji akan memulai persiapan atletnya sejak dini untuk bisa mencapai target medali.
“Kami berterimakasih kepada KOI, KONI, Kemenpora dan semua pihak atas dukungannya selama ini. Ini sejarah bagi dunia bridge Indonesia karena untuk pertama kali akan berlaga di Asian Games. Untuk itu, kami akan mulai mempersiapkan 24 atlet dan 3 pelatih yang nantinya akan bertanding,” ujar Ekawahyu.
Ia memprediksi akan terdapat 11 nomor yang akan dipertandingkan yaitu beregu putra-putri dan campuran, pasangan putra-putri dan campuran, butler putra-putri dan campuran, serta individual putra-putri. “Dari total 11 nomor, kami yakin bisa mempersembahkan 7 medali emas dan 5 perak. Tapi, jika target itu tidak terpenuhi, kami berani menjamin minimal bisa mempersembahkan 5 emas dan 2 perak,” tegasnya.
Kebahagiaan tak hanya dirasakan PB GABSI, tetapi juga oleh Federasi Bridge Dunia (WBF). Melalui Presidennya, Mr. Gianarrigo Rona, WBF menyatakan sangat senang dengan kepastian bridge dipertandingkan di Asian Games 2018. Kesukesesan tersebut, lanjut Mr. Gianarrigo, tak lepas dari pekerjaan hebat yang dilakukan oleh Ketua Umum KOI Rita Subowo, PB GABSI, Esther Sophonpanich, Patrick Choy, dan Michael Bambang Hartono selaku Ketua Dewan Pembina PB GABSI.
“Rasa terima kasih khusus saya sampaikan kepada Presiden OCA Sheikh Ahmed Al Fahad Al Sabah untuk dukungannya; seperti janjinya kepada saya di Sochi,” ujar Rona mengacu kepada pertemuan dirinya dengan Sheikh Ahmad Al Fahad dalam acara pertemuan antara Federasi Olahraga Intersanional Olimpiade dan Non-Olimpiade (Sport Accord Convention) di Sochi, Krasnodar Krai, Rusia pada 27 April lalu.
Potensi Medali
Pertemuan antara OCA, KOI, dan Kemenpora di Jakarta pada 14 Juni lalu menghasilkan keputusan yakni mengesahkan 36 cabor berserta masing-masing venue-nya. Ke-36 cabor itu terdiri dari 28 cabor olimpiade, 4 cabor regional dan 4 cabor hak tuan rumah. Bridge dipilih menjadi satu dari empat cabor yang menjadi hak preogratif tuan rumah.
“Dibawah supervisi dari perwakilan OCA yang datang, kami membahas jumlah cabor berserta venue-nya. Jumlah 36 cabor telah disetujui akan dipertandingkan di Asian Games 2018, termasuk bridge,” ucap Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.
Gatot yang ikut hadir dalam pertemuan itu, menyatakan dipilihnya bridge menjadi salah satu cabor preogratif tuan rumah, tidak lepas dari potensi medali yang akan diraih. Pertimbangan lain, lanjut Gatot, adalah jumlah partisipasi negara untuk cabor bridge yang diperkirakan diikuti minimal 20 peserta. “OCA justru mendorong tuan rumah untuk mendaftar cabor mana saja yang berpotensi akan menghasilkan banyak medali nantinya. Kami menilai bridge memiliki persyaratan itu,” katanya.
Kepastian masuknya bridge menjadi cabor Asian Games 2018 juga disambut baik oleh Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Ketua Satlak Prima Suwarno menyatakan masuknya bidge semakin memperbesar peluan Indonesia untuk merebut medali emas. Hal itu didasarkan kepada prestasi atlet bridge Tanah Air yang memiliki prestasi kelas dunia.
“Indonesia memang mempunyai kesempatan memasukan cabang olahraga yang berpeluang meraih emas. Kalau bridge masuk berarti peluang merebut emas sangat terbuka. Semoga dengan masuknya bridge bisa menjadi tumpuan meraih emas,” tuturnya.
Ketua umum KOI Rita Subowo mengatakan, cabang olahraga bridge sudah resmi menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Asian Games 2018. Cabang ini merupakan pengganti dari paralayang yang gagal lolos masuk.
Bahkan, pihak KOI juga sudah menetapkan lokasi pertndingan bagi cabang olahraga kartu itu yaitu Palembang. Selain bridge, cabang olahraga cricket, menembak, rowing, kano, perahu naga dan voli pantai juga dipertandingkan di kompleks Jakabaring Sport City itu. “Ada 11 cabang yang akan dipertandingkan disana (Palembang). Kemungkinan sudah tidak ada perubahan lagi. Sisannya akan digelar di Jakarta dan sekitarnya,” pungkasnya.
Perjuangan PB GABSI Menuju Asian Games 2018:
14 September 2014
Ekawahyu Kasih Terpilih Menjadi Ketua Umum PB GABSI periode 2014-2018
9 Oktober 2014
PB GABSI secara resmi dilantik oleh KONI Pusat
4 November 2014
PB GABSI bertemu KOI membahas kemungkinan bridge dipertandingkan di AG 2018.
15 Januari 2015
PB GABSI mengirimkan surat kepada KOI dan Satlak Prima perihal permohonan bridge dipertandingkan di AG 2018.
27 Januari 2015
KONI Pusat mengirimkan surat kepada KOI perihal dukungan kepada bridge untuk dipertandingkan di AG 2018.
2 February 2015
KOI membalas surat PB GABSI yang menyatakan belum bisa memastikan keikutsertaan bridge di AG 2018.
27 April 2015
Presiden WBF Mr. Gianarrigo Rona bertemu Presiden OCA H.E. Sheikh Al Fafad Al Jaber Al Sabah meminta dukungan bridge dipertandingkan di AG 2018.
14 Juni 2015
Bridge secara resmi diputuskan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di AG 2018.
[Majalah Bridge Indonesia]