20 September 2015

Denny Sacul, Hidup Saya 90% Mengarah Ke Bridge



[Majalah Bridge Indonesia] - Sosok Deny Sacul atau yang lengkapnya Denny Jacob Sacul bagi dunia bridge tanah air bukanlah sosok asing. Malang melintang sebagai pemain sejak masih muda membuat deny mampu menancapkan namanya di kancah bridge nasional. Tak itu, namanya juga berkibar di level internasional setelah berkali-kali meraih gelar juara pada kejuaraan bergengsi.

Namun, banyak yang belum mengetahui jika perkenalan deny dengan bridge sejatinya berawal dari ketidaksengajaan. Semua bermula ketika ia masih duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP) di ujung pandang (makassar), sulawesi selatan pada 1960. Ketika itu, deny yang tinggal bersama sang kakak di komplek militer menonton orang-orang sedang berlatih bridge tak jauh dari rumahnya.

Berawal hanya dari menonton, perkenalan deny dengan bridge semakin mendalam ketika ia pindah ke surabaya saat duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA). Deny pun seperti sudah ditakdirkan berjodoh dengan bridge ketika rumah tinggalnya berdekatan dengan a.y. unuputri yang merupakan atlet bridge surabaya. Kebetulan, rumah unuputi saat itu menjadi tempat untuk latihan bermain bridge.

“setiap diadakan latihan, saya selalu menonton dengan dalih sambil menikmati konsumsi yang disediakan. Tapi, suatu ketika kelompok latihan tersebut kekurangan orang untuk bermain dan saya diminta untuk menggantikan sementara pemain yang belum datang. Setelah ikut bermain ternyata saya mendapat sambutan dan pujian yang luar giasa karena bermain sangat baik. Sejak saat itu akhirny saya bergabung menjadi anggota di kelompok bridge tersebut,” ujar deny mengisahkan.

Momentum yang tak diduga-duga datang ketika deny harus pindah ke jakarta mengikuti kakaknya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) pada 1967. Di ibukota, deny muda sempat menempuh jalur kuliah. Akan tetapi, hasratnya untuk bermain bridge tak bisa lagi terbendung sehingga membuatnya meninggalkan bangku kuliah. Namun, keputusannya tersebut terbayar pada empat tahun kemudian ketika ia mengikuti seleksi nasional dan terpilih menjadi salah satu pemain tim nasional berpasangan dengan bram nayoan pada 1971.

“Praktis arah hidup saya 90% mengarah ke dunia bridge. Selain menjadi atlet sudah sejak lama saya juga berperan sebagai pelatih di beberapa klub, bahkan ditingkat internasional seperti pada tahun 2007 saat diminta melatih tim nasional india dan tahun 2012 – 2013 menangani tim thailand,” tandasnya.

Prestasi demi prestasi seakan terus melekat sejak berlabel pemain nasional. Berbagai macam gelar pun sudah pernah dirasakan deny sejak pertama kali meraih juara I APB pada 1979. Namun, ada satu gelar yang menurutnya paling berkesan yakni ketika tim nasional indonesia dilatih oleh pelatih terbaik dunia eric kokish. Berkat tangan dinginnya, eric mampu membawa indonesia mendadak masuk ke jajaran tingkat elit dunia pada 1996. Puncaknya, pada 2000 menjadi juara dunia pada ajang tidka remi yakni kejuaraan invitasi 6 besar dnui di swiss dengan mengalahkan italia di partai final.

“(Gelar) yang berlum saya raih adalah menjadi juara dunia untuk kejuaraan resmi yang diselenggarakan oleh WBF. Karena gelar tertinggi dari olahraga bridge adalah grand master yang hanya dapat disandang ketika bisa meraih juara dunia pada kejuaraan dunia yang diselenggarakan oleh WBF. Tapi, saya masih punya kans untuk meraih itu, mengingat poin untuk menjadi grandmaster yang saya miliki sudah memenuhi syarat,” katanya.

Sebagai pemain senior, Denny pun tidak lupa memberikan pandangannya terhadap para pemain muda. Menurutnya, untuk kondisi saat ini, secara kuantitas banyak pemain muda, tetapi kualitasnya masih sagat rendah. Karena itu, dibutuhkan adanya pembinaan secara rutin seperti yang selalu diserukan oleh Ketua Umum PB GABSI Ekawahyu Kasih yakni Bridge Masuk Sekolah (BSM).

“Jika dulu para pemain penuh dengan motivasi dan tidak terganggu dengan masalah ekonomi sehingga fokus pada prestasi. Tapi, sekarang para pemain sudah terganggu dengan masalah ekonomi yang membuat mereka jadi tidak fokus dalam meraih prestasi. BMS sudah sangat baik tapi masih ada kekurangan yakni kesulitan mendapatkan pelatih,” pungkasnya.

19 September 2015

Bridge Ibukota Siap Hadirkan Prestasi Dunia


[Majalah Bridge Indonesia] - Cabang olahraga (cabor) bridge Provinsi DKI Jakarta yang selama ini menjadi tulang punggung tim nasional Indonesia di berbagai event internasional, akan terus meningkatkan prestasinya. Bahkan, bridge DKI Jakarta akan bekerja keras menuju prestasi dunia.

Hal ini diungkapkan ketua umum Pengprov Gaburangan Bridge Indonesia (GABSI) DKI Jakarta Suprawito seusai pelantikan kepengurusan GABSI DKI Jakarta periode 2015 – 2019 di Jakarta pada 7 Mei lalu. Menurutya, prestasi bridge DKI yang sudah bagus selama ini harus ditingkatkan terus.

“kita harus mengevaluasi apa yang sudah berjalan selama ini. Yang sudah baik dipertahankan bahkan ditingkatkan, sementara yang kurang baik harus diperbaiki untuk menjadi baik,” ujar Suprawito.

Mantan Walikota Jakarta Utara ini menegaskan, bridge DKI Jakarta tidak hanya harus sukses dalam prestasi, tetapi juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan atletnya. Oleh karena itu, harus ditata dengan baik untuk mencapai apa yang diinginkan oleh kepengurusan yang sekarang ini.

“Jadi prestasi dan kesejahteraan ini harus berbanding lurus. Jangan atlet dituntut prestasi saja tapi kesejahteraannya tidak diperhatikan. Mudah-mudahan pada kepengurusan ini bridge DKI Jakarta bisa lebih baik,” tandasnya.

Suprawito menyatakan GABSI DKI Jakarta akan melakukan pembinaan merata, berjenjang dan berkelanjutan mulai dari klub sampai ke sekolah. Kini, menurut dia, sudah ada program GABSI masuk sekolah yang dijalankan oleh bidang pembinaan prestasi.

Di bawah kepemimpinannya, GABSI DKI Jakarta akan mengaktifkan kembali klub-klub yang sudah tidak aktif dalam rangka merancang sebuah liga bridge yang akan menjadi ajang peningkatan prestasi. Karena dengan banyak bertanding setiap atlet akan banyak pula pengalamannya. “Yang penting, setiap atlet itu harus siap menang dan siap kalah,” katanya.

Pelantikan kepengurusan bridge masa bakti 2015 – 2019 ini dihadiri oleh Ketua Umum PB GABSI Ekawahyu Kasih bersama ketua umum KONI Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Wakitl Ketua Umum Icuk Sugiarto.

Suprawito terpilih menjadi Ketua Umum Pengprov GABSI DKI Jakarta menggantikan ketua sebelumnya, Gunawan yang sudah mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir. Maka serah terima jabatan dilakukan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum WD Karamoy kepada Suprawito.

18 September 2015

Lewat Beasiswa STIE Kasih Bangsa Jaring Atlet Bridge Berprestasi


[Majalah Bridge Indonesia] - Pilihan hidup menjadi seorang atlet tidaklah mudah. Pasalnya, tolak ukur satu-satunya adalah prestasi. Jika tidak berprestasi, maka seorang atlet bakal dicap sebagai produk gagal. Namun, prestasi atlet sejatinya tidak hanya di dalam lapangan pertandingan. Masih ada ruang lain bagi atlet untuk menunjukkan jati dirinya yakni melalui jalur pendidikan.

Sayangnya, banyak atlet yang melupakan ranah tersebut. Mereka terlalu larut dengan beban untuk menjadi seorang juara di lapangan, sehingga tidak memiliki waktu untuk menimba ilmu. Padahal, olahraga tidak melulu soal otot, melainkan juga membutuhkan otak. Jika keduanya mampu digabungkan dengan baik, maka sang juara sejati akan lahir.

Lahirnya juara sejati tersebut menjadi dambaan bagi setiap organisasi, tidak terkecuali PB GABSI. Beruntung, mereka mendapat dukungan dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa yang membuka jalur beasiswa bagi atlet bridge berprestasi di seluruh Indonesia. Kampus beralamat di Jl. Dr. Kasih 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini akan memberikan beasiswa penuh selama empat tahun kepada atlet bridge lulusan 2013 – 2015 yang memiliki rata-rata nilai 8 selama kelas 2 dan 3 SMA.

STIE Kasih Bangsa akan menampung maksimal 200 orang mahasiswa-mahasiswi dengan dua jurusan yakni S – 1 Manajemen Dan Akuntansi. Pendaftaran akan ditutup pada Agustus 2015 dan perkuliahan dimulai pada September mendatang.

“Dalam rangka menjaga kesinambungan dan peningkatan prestasi atlet bridge Indonesia di even Regional dan Internasional, maka kampus beasiswa STIE Kasih Bangsa memberikan beasiswa 100% kepada atlet bridge seluruh Indonesia sampai tamat sarjana.” Tulis surat STIE kasih bangsa kepada PB GABSI yang ditandatangani oleh Pembantu Ketua (Puket), Ruslaini SE.,MM.

PB GABSI pun menerima penawaran tersebut dengan tangan terbuka. Mereka berjanji akan menyiapkan pelatih bridge untuk melatih para atlet dari seluruh Indonesia yang kuliah di kampus STIE Kasih Bangsa. Karena itu, PB GABSI mengharapkan pengprov GABSI seluruh Indonesia dapat menindaklanjuti penawaran tersebut dengan memberikan rekomendasi murid-murid yang memenuhi persyaratan untuk kuliah di STIE Kasih Bangsa.

Mengingat tujuan beasiswa tersebut adalah untuk menjadikan atlet bridge lebih berprestasi, maka mahasiswa yg terpilih nantinya tidak hanya mengikuti proses perkuliahan, tetapi juga berlatih bridge. Waktu latihan pun disesuaikan dengan jam kuliah. Misalkan waktu kuliah pada pagi hari, maka latihan bridge akan dilangsungkan pada sore hari.

Latihan bridge itu akan menjadi menu wajib bagi setiap atlet bridge yang menerima beasiswa. Jika mereka tidak serius mengikuti latihan, maka pihak STIE Kasih Bangsa akan mengeluarkannya. Mahasiswa juga akan dikeluarkan dari kampus jika mendapat nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK) <2.6 pada dua semester berturut-turut.

Beasiswa tersebut diberikan hanya untuk biaya SPP sebesar Rp. 7.500.000/semester selama 8 semester. Sedangkan, untuk akomodasi seperti tempat tinggal, makan, penyediaan buku dan lain-lain menjadi tanggung jawab atlet yang bersangkutan.

“Selama kuliah dalam setiap pertandingan atlet wajib membela nama daerah asal apabila diminta daerah asal, kecuali untuk kejuaraan antar mahasiswa. Kami mengharapkan setelah beasiswa selama 4 tahun itu para atlet bridge mampu menjadi juara di tingkat nasional, regional dan internasional khususnya junior,” ujar Presiden STIE Kasih Bangsa sekaligus Ketua Umum PB GABSI, Ekawahyu Kasih.

17 September 2015

Bridge Base Online (BB0) Wadah Bertarung Pemain Bridge Se – Indonesia


[Majalah Bridge Indonesia] - Kemajuan teknologi yang begitu cepat saat ini, khususnya di bidang internet, semakin memberikan kemudahan bagi manusia untuk melakukan aktivitas, baik untuk kepentingan bisnis, pendidikan, komunikasi, dan hobi. Tak terkecuali dalam dunia sportmind bridge.

Para penggemar bridge dengan apapun tingkatan keahlian bermain, saat ini bisa mendapatkan kemudahan untuk bermain setiap saat melalui media online. Beberapa macam media online untuk bermain bridge kini telah tersedia di dunia maya. Akan tetapi, yang paling mendpat perhatian dari para pemain bridge di dunia adalah media yang disediakan Oleh Bridge Base Online, Ltd. Melalui websitenya www.bridgebase.com

Bridge Base Online (BBO) sangat diminati di tanah air. Buktinya, dalam setiap hari tidak kurang dari 200 orang pemain dari berbagai daerah yang telah memanfaatkan media BBO ini untuk mengasah kemampuannya dalam bermain bridge secara online.

Untuk itu, sebagai sumbangsih kami untuk perkembangan bridge Indonesia agar tidak tertinggal dengan raksasa-raksasa bridge dunia seperti Amerika Serikat, Prancis, Italia, China, Inggris, Australia, dan Jepang, maka secara reguler kami telah cukup lama berinisiatif secara mandiri mengakomodasi kebutuhan para pemain bridge di Indonesia untuk bermain dalam sebuah kompetisi.

Sejak munculny BBO, sampai dengan saat ini telah diselenggarakan berbagai kompetisi mandiri yang diprakarsai oleh berbagai klub dan individu seperti Gabriel UI, Alunand, BBO Indonesia, BV Musi, GTBC, Happy bantenese, Telkom dll. Saat ini, tanpa pernah mengenal lelah, di sela-sela kesibukan, kami telah memprakarsai sebuah turnamen dengan tajuk “GABSI BBO Indonesia Online” yang merupakan sebuah turnamen individual dengan skema 6 sesi babak penyisihan untuk mendapatkan peserta yang berhak tampil di babak semifinal dan final lainnya.

Suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa ternyata dedikasi para pecinta bridge ini tidak hanya diwujudkan dalam kesediaan tenaga, pikiran dan waktu, tetapi juga berupa sumbangan sponsor bagi para juara. Kali ini, sumbangan datang dari Bpk Tanudjan Sugiharto Dan Ibu Tetty Sianipar Petricola senilai Rp. 10.000.000,- dan tidak ketinggalan PB GABSI yang akan menyediakan piagam bagi para pemenangnya yang direncanakan mendapat Master Poin Reward

Turnamen GABSI BBO Indonesia Online ini telah melakoni 4 sesi babak penyisihan dengan animo peserta yang cukup tinggi dimana tiap sesi mampu menjaring peserta rata-rata 80 orang pemain dari berbagai daerah dari seluruh wilayah indonesia.

Melihat tren positif yang muncul dalam penyelenggaraan GABSI BBO Indonesia, maka kami merasa kegiatan seperti ini salah satu kegiatan yang baik dan perlu diadakan secara berkesinambungan. GABSI BBO Indonesia juga sebaiknya diakomodir sebagai salah satu even resmi GABSI untuk menjaring cikal bakal atlet-atlet muda berbakat sampai kepelosok negeri. Pasalnya, dengaan media online ini biayanya relatif murah. Tak hanya itu, pemain bridge dari Sabang sampai Merauke pun bisa berlatih bersama tanpa adanya mengenal daerah dan bebas dilakukan kapan, dimana, dan dengan siapa saja. Hanya memang memerlukan perlakuan khusus untuk menjaga sportivitas pemainnya.

16 September 2015

Ronny dan Youbert Juara Syabas Master Pairs 2015


[Majalah Bridge Indonesia] - Pasangan tuan rumah Ronny Eltanto/Youbert Sumaraw sukses menyabet gelar juara Syabas Master Pairs 2015 yang berlangsung di Crown Princes Hotel, Surabaya, Jawa Timur pada 5-7 Juni lalu. Ronny/Youbert tampil konsisten sejak hari kedua turnamen dan berhasil mengambil alih pimpinan klasemen sejak empat ronde terakhir hingga akhirnya memastikan raihan trofi. Dominasi Ronny/Youbert sejatinya sudah terlihat sejak satu sesi sebelum berakhir. Pasalnya, perbedaan poin dengan pasangan Noldy George/Franky Karwur yang berada di posisi kedua sudah lebih dari 30VP. Pada sesi terakhir, Noldy/Franky berhasil menang telak dari pemain junior Djarum Semarang 50-0, tetapi Ronny/Youbert juga unggul besar atas pasangan Lusje-David. Sedangkan, posisi ketiga ditempati oleh mantan pemain nasional putri yakni Suci Amita Dewi/Kristina Wahyu.

Selain itu, dalam kejuaraan kali ini, pemain asal Pertamina Bridge Club juga berhasil memborong penghargaan dengan menempatkan empat pasangannya meraih prestasi. Meskipun gagal menjadi yang terbaik, keempat pasangan itu sukses berada di posisi enam besar klasemen. Mereka adalah Noldy George/Franky Karwur di peringkat kedua, suci Amita Dewi/Kristina Wahyu diperingkat ketiga. Kemudian, pasangan David PH/Lusje O-Beni J Bradi di posisi ke lima, serta Noldy Ngantung/Syahrial Ali di peringkat ke enam.

“Kami terjunkan tujuh pasangan yang ikut kejuaraan kali ini dan empat diantaranya sukses di peringkat enam besar,” ujar atlet asal Pertamina, Taufik Asbi. Kejuaraan Syabas Master Pairs adalah turnamen tahunan yang digelar oleh Syarif Bastaman dengan peserta khusus undangan bagi master bridge.

Klasemen akhir syabas master pairs 2015
No Pasangan VP
1 ronny eltanto - youbert sumaraw 775
2 Noldy george - franky karwur 741
3 suci a dewi - kristina wahyu 708
4 agus k – santoso sie 670
5 david PH – benny j ibradi – lusje 656
6 noldy ngantung – syahrial ali 651
7 kurniadi d jauhari – vicky m 631
8 sachariawan IP – M thoriq – bambang p 626
9 santje panelewen – mukhiban d 607
10 robert tobing – taufik asbi 600
11 anthony soebroto – kamto 596
12 m ilham a – memed hendrawan 580
13 tanudjan – paulus sugandi 575
14 denny sacul – bert toar polii 531
15 eg agesaditya – galang satrio p 527
16 hasyim arief – fery nando 523
17 conny sumapow – rury andhani 519
18 syaris bastaman – budi gunawan 515
19 jhon tumewu – arie maramis 499
20 moveda – samuel 491
21 thery joseph – altin rantung 462
22 nettin – monica 436
23 mario petricola – belly r 422
24 juliansyah – wendy 412

15 September 2015

Sumsel Canangkan Jadi Pusat Kegiatan Bridge Nasional


[Majalah Bridge Indonesia] - Pada 23 Mei 2015, Ketua Umum PB GABSI Ekawahyu Kasih berangkat ke Lubuk Linggau, Sumatera Selatan (Sumsel) untuk melantik pengurus GABSI Provinsi Sumsel. Acara ini bisa dibilang datangnya sangat mendadak, karena surat resmi permintaan pelantikan baru diterima oleh PB GABSI pada 20 Mei, dan meminta acara pelantikan dilakukan pada tanggal 23 Mei 2015.

Meski demikian, Ekawahyu tanpa ragu-ragu memutuskan untuk menerima permintaan tersebut dan menjadwalkan untuk hadir dan melantik langsung pengurus GABSI Provinsi Sumsel. Ini merupakan bukti akan komitmen dari Ekawahyu untuk selalu hadir dan melantik para pengurus Provinsi GABSI Se-Indonesia.

Acara pelantikan berlangsung pada 23 Mei 2015 pukul 09.00 di rumah dinas Walikota Lubuk Linggau, yang juga ketua umum pengurus GABSI Provinsi Sumsel Yakni Drs. H. SN Prana Putra Sohe, MM. melalui surat keputusan PB GABSI no 001/SK/PB GABSI/V/2015, Prana Putra Sohe pun resmi memimpin Pengprov GABSI Sumsel selama empat tahun mendatang terhitung sejak 2014 lalu.

Dalam kata sambutannya, Prana Putra Sohe bertekad untuk menjadikan Lubuk Linggau sebagai salah satu kota penting dalam peta bridge nasional dan menyatakan siap untuk menjadi tuan rumah bagi acara-acara PB GABSI. Selain itu, ia juga menyatakan kesiapanya untuk melakukan pembinaan atlet bridge.

Dalam jajaran pembina, ada 4 nama insan bridge yang sangat mumpuni dan telah membuktikan kontribusi mereka bagi dunia bridge nasional. Mereka adalah Benny Ibradi, Herry Zaman, Herry Herdian dan Gunawan Zafri. Dengan arahan keempat senior ini, Pengprov GABSI Sumsel yakin akan mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi dunia bridge Indonesia.

Di jajaran pengurus, sosok Prana Putra Sohe pasti memiliki pengalaman dan kecapakan dalam memimpin. Apalagi, Ia akan didampingi oleh Suparman Roman, salah seorang tokoh KONI daerah yang akrab bergaul dengan dunia olahraga.
Susunan Dewan Pengurus GABSI Provinsi Sumatera Selatan Periode 2014 – 2018:
Ketua Umum : Drs. H. SN Prana Putra Sohe, MM
Ketua I : Ir. Suparman Romans
Ketua II : Auzar, SH
Ketua III : H. Trisko Defriansyah
Sekretaris Umum : M. Nurholil, S.PD
Wakil Sekretaris Umum I : Aziz Azwar, SE
Wakil Sekretaris Umum II: Acep Gunawan, S.PD
Bendaraha Umum : Mf. Ridho, ST,MT
Wakil Bendahara : Mgs. M. Taufik


14 September 2015

Liga Bridge Kepri, Angky-Amelia Rebut Podium Pertama


[Majalah Bridge Indonesia] - Pasangan Angky Liogu/Amelia memastikan diri keluar sebagai juara pertama dalam Liga Bridge Kepulauan Riau (Kepri) yang digelar di Gedung SQ2 Sekupang, Batam, Kepri pada Sabtu (13/6) sampai Minggu (14/6). Angky/Amelia berhak atas podium pertama setelah mengumpulkan skor 94,85 VP dan mengungguli pasangan Rusliden Hutagaol/Supli Bachtiar dengan 85,19 VP.

Sedangkan, posisi ketiga ditempati oleh pasangan Jonni Sibuea/Agus Sibuea dengan skor 80,52 VP. Di rangking keempat diisi pasangan Miftachuddin Bin Abdul Fattah/Jonni Johni Girsang dengan 78,08 VP. Sementara, peringkat kelima atau terakhir diraih oleh Virga Salim/Zulsafly 73,83 VP.

Dari Liga Bridge Pelajar, pasangan Sartia Arisna/Ninda Rizki Asriyeni kembali menunjukkan dominasinya setelah keluar sebagai yang terbaik. Sebelumnya, Sartia/Ninda juga menyabet gelar juara pada liga bridge pelajar yang digelar pada april lalu.

Kali ini, Sartia/Ninda mengungguli lawan-lawannya setelah mengoleksi skor 82,87 VP. Sementara, pasangan Kartika/Rika yang menjadi juara ketiga pada edisi sebelumnya, berhasil memperbaiki pencapaian mereka setelah menempati posisi runner-up. Kartika/Rika mengumpulkan skor 54,49 VP.

Keberhasilan Kartika/Rika bertengger di posisi kedua sekaligus menggusur tempat Pungky/Marni Oktavia ke tempat ketiga dengan 54,03 VP. Pada Liga Bridge Pelajar edisi sebelumnya, Pungky/Marni berada di tempat kedua. Sedangkan, ranking keempat diisi oleh pasangan Roza Kho/Riki dengan 53,60 VP.

Ketua Pengprov GABSI Batam, Rusliden Hutagaol menyatakan peserta pada edisi Juni ini datang dari empat kota yakni Kabupaten Karimun, Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Bintan. “Untuk Liga Bridge Kepri berikutnya dijadwalkan setelah Hari Raya Idul Fitri. Momen itu sekaligus kami jadikan sebagai acara Halal Bil Halal,” ujar Rusliden.

13 September 2015

Semarang Tuan Rumah Kejurnas dan Liga Pelajar dan Mahasiswa 2015


[Majalah Bridge Indonesia] - PB GABSI secara resmi menetapkan Kota Semarang sebagai tuan rumah penyelenggara Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dan Liga Pelajar dan Mahasiswa yang akan berlangsung pada 1-7 November 2015. Penunjukan Semarang sebagai tuan rumah dua even tersebut tidak lepas dari ditunjukannya Jawa Tengah akan menjadi tuan rumah PON Remaja tahun 2017 dimana cabang olahraga bridge diharapkan dapat dipertandingkan.

“Bahwa Pengurus Provinsi Gabungan Bridge Seluruh Indonesia Jawa Tengah dipandang memenuhi persyaratan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertandingan Kejuaraan Mahasiswa/Pelajar dan Liga Mahasiswa/Pelajar Tahun 2015,” tulis Surat Keterangan (SK) PB GABSI bernomor 21/SK/PB GABSI/VI/2015 itu.

Ditunjuknya Semarang sebagai tuan rumah Kejurnas dan Liga Pelajar dan Mahasiswa merupakan tindaklanjut dari pembicaraan Pimpinan PB GABSI dengan Pengprov GABSI Jawa Tengah di sela-sela acara Kejurnas Bridge ke-53 di Banda Aceh pada 9-16 Mei 2015 lalu. Sebelumnya, PB GABSI lebih dahulu mengirimkan surat penawaran kepada Pengprov GABSI Jawa Tengah untuk menjadi tuan rumah even tersebut. Pihak Pengprov GABSI Jawa Tengah pun menerima tawaran itu dengan tangan terbuka.

Pada edisi sebelumnya Kejurnas dan Liga Pelajar dan Mahasiswa berlangsung di Surabaya, Jaw Timur pada 8-16 Desember 2014. Acara yang dilaksanakan di Asrama Haji Sukolilo itu mempertandingkan 10 nomor dari kategori beregu dan pasangan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Mahasiswa. Setiap regu ditentukan minimal terdiri dari empat maksimal enam atlet.

12 September 2015

Sarundajang International Cup 2015, Taati Birokrasi Akhirnya Diundur



[Majalah Bridge Indonesia] - Kejuaraan Bridge Internasional bertajuk “Sarundajang International Cup 2015” dipastikan diundur dari jadwal semula. Jika sebelumnya pihak panitia akan menggelar pada 2-9 Agustus mendatang, kini turnamen berhadiah total Rp. 1.196.000.000 itu bakal berlangsung pada 24-31 Agustus 2015 di Hotel dan Plaza Lion, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

Penundaan itu tidak lepas dari birokrasi yang harus dipatuhi pihak penyelenggara mengingat anggaran terbesar kejuaraan ini bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Sulut 2015. Kejuaraan ini merupakan gagasan dari Gubernur Sulut DR S. H Sarundajang sebagai bentuk apresiasi untuk masyarakat bridge Indonesia karena pasangan Henky Lasut/Eddy Manoppo berhasil mengangkat citra Indonesia setelah menjadi juara dunia pada tahun lalu.

Selain itu, turnamen ini juga sebagai wujud rasa syukur Sarundajang atas pengabdiannya menjadi Gubernur Sulut selama dua periode (2005-2010 dan 2010-2015) yang akan berakhir pada 20 September 2015. “Untuk saat ini (APBD-P) masih dalam tahap pembahasan dan akan diputuskan pada pertengahan Agustus 2015. Maka akan menyalahi aturan jika kegiatan sudah dilaksanakan sedangkan belum dibahas oleh DPRD Sulut. Karena itu diputuskan untuk memundurkan jadwal pelaksanaan,” ujar Sekretaris Panpel Sarundajang International Cup 2015, Chris Hombokau.

Sarundajang Internastional Cup 2015 digadang-gadang bakal menjadi turnamen terbesar pada tahun ini. Hal itu di buktikan dengan jumlah hadiah fantastis serta tim-tim luar negeri yang ambil bagian. Hingga 6 Juli 2015, masing-masing sebanyak 10 tim dari luar dan dalam negeri sudah mendaftarkan diri.

“Deadline pendaftaran untuk tim Indonesia tanggal 20 Juli 2015. Sisanya akan diambil dari babak pra-seleksi pada tanggal 2-3 Agustus untuk melengkapi 24 tim dan maksimal 28 tim jika tempat mengijinkan. Namun, bagi yang sudah mendaftar tapi belum membayar sebelum tanggal 20 Juli dianggap gugur,” pungkasnya.

Regulasi Sarundajang International Cup 2015:
1. Peraturan dalam turnamen “Sarundajang Cup” akan menggunakan rules of the game sesuai dengan yang berlaku pada Federasi Bridge Dunia (BWF).
2. Pertandingan akan dipimpin oleh wasit Internasional dibantu oleh wasit nasional.
3. Peserta adalah Grup dan Pasangan untuk umum.
4. Setiap Grid terdiri dari minimal 4 pemain dan maksimal 6 pemain.
5. Total hadiah untuk pemenang adalah Rp. 1.196.000.000 (Satu miliar seratus sembilan puluh enam miliar rupiah).
6. Pemenang pertama mendapatkan hadiah sebesar Rp. 400.000.000.

Sistem Kualifikasi:
A. Babak Kualifikasi
- Dilaksanakan pada 24-26 Agustus 2015 untuk Internasional, Nasional dan Lokal.
- Dipilih 4-8 tim terbaik.
- Ditambah 12 tim sponsor/tuan rumah sesuai dengan regulasi.
- Ranking 1-4 akan mendapat hadiah uang.
- Biaya pendaftaran dari setiap tim Rp. 2.500.000,- (Dua juta lima ratus ribu rupiah).

B. Babak Utama Internasional
- Dilaksanakan pada 26-31 Agustus 2015, terbatas untuk 28 tim.
(12 tim undangan + 4-8 tim hasil babak kualifikasi + 12 tim sponsor/tuan rumah/wild card.
- Sistem kompetisi akan ditentukan oleh pimpinan dari kompetisi.
- Biaya pendaftaran bagi 12 tim sponsor/tuan rumah/wild card sebesar Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah), kecuali 12 tim undangan.
- Biaya pendaftaran bagi 4-8 tim kualifikasi sebesar Rp. 7.500.000,-

C. Babak Consolation
- Open team dan Open Pairs. Peserta harus membawa alat tulis dan berpakaian rapi. Direktur Turnamen Internasional: Richard Grenside (Australia).

Nama-nama Tim yang Sudah Mendaftar: (Sementara)
A. Luar Negeri
1. Tim President Apbf Magic Eyes (Thailand)
2. Tim Australia
3. Tim Jepang
4. Tim Norwegia
5. Tim India
6. Tim Pd Times (China/Taipei)
7. Tim Great Britain
8. Tim Bangladesh
9. Tim Filipina
10. Tim Thailand
B. Indonesia
1. Sarundajang 1 Sulut
2. Sarundajang 2 Sulut
3. Pon Jateng
4. Djarum Jakarta
5. Pt Palma Jaya Abadi Jakarta Pusat
6. Eletrik Indonesia Bridge Club
7. Harke Tulenan Cs Manado
8. Universitas Sam Ratulangi
9. Sarunta Waya
10. Poncol Jakarta

11 September 2015

Dolly Soerjosoemarno, Dulu Cari Uang Sendiri, Pas Juara Puas Sekali


[Majalah Bridge Indonesia] - Bridge tak hanya sekedar olahraga. Permainan kartu ini juga merupakan alat yang tepat untuk terus mengasah otak dan pikiran. Hal itu sangat disadari oleh atlet bridge nasional Dolly Soerjosoemarno. Ia mengaku otaknya terus terasah karena dituntut untuk terus berpikir dan mengatur strategi ketika bermain.

Oma Dolly, sapaan akrabnya, saat ini bahkan tercatat sebagai atlet bridge tertua di Indonesia yang masih aktif bermain. Pada tahun ini, ia tepat menginjak usia 90 tahun. Tentu bukan usia muda untuk ukuran seorang atlet. Namun, kecintaannya terhadap bridge mengalahkan segalanya. Ia tak pernah merasa terlalu tua untuk bermain bridge. Dua kali sepekan, ibunda dari tokoh utama Ormas Pemuda Pancasila Yapto S. Soerjosoemarno ini, masih bermain bridge bersama Klub IBWI di Bridge Centre Bulungan, Jakarta Selatan.

Malang melintang di dunia bridge sejak puluhan tahun lalu membuat Oma Dolly kenyang akan pengalaman. Gelar demi gelar telah ia rasakan. Akan tetapi, semua itu diraih dengan jerih payah dan tetesan keringat. Ia bahkan harus rela merogoh kocek sendiri untuk bisa mengikuti turnamen.

Oma Dolly pun menceritakan awal mula berkenalan dengan bridge hingga menjadi atlet profesional. Tak lupa, ia memberikan pandangan terhadap perkembangan bridge saat ini sekaligus penitipkan pesan kepada jajaran pengurus PB GABSI. Berikut petikan wawancaranya.



Sejak Kapan Anda Mengenal Olahraga Bridge?
Saya awal kenal dengan olahraga bridge sekitar tahun 1960-an. Waktu itu saya pergi ke Belanda dengan kapal laut dan ada tentara yang main bridge. Mulai saat itu saya tertarik dan belajar cara mainnya sedikit demi sedikit. Tapi saya tidak serius.

Kemudian, pada tahun 1963, anak saya meninggal dunia. Setahun kemudian, saya pindah ke Medan waktu usia saya 35 tahun. Saya sempat minta ijin ke suami untuk main bridge. Awalnya saya bilang hanya untuk hiburan tapi lama-kelamaan saya jadi serius memperlajari bridge. Kebetulan saya juga dapat partner yaitu Ibu Dora Sigar (istri dari Sumitro Djojohadikusumo).

Selama Bermain Bridge, Pengalaman Apa Yang Paling Berkesan?
Saya senang karena saya masih bisa dapat gelar waktu umur saya 80 tahun. Waktu itu di kejuaraan Maesa Paskah tahun 2005 dan saya juara kedua nomor pasangan. Tapi, memang sejak saat itu saya tidak lagi serius untuk ikut kejuaraan. Saya sekarang hanya berlatih dua kali seminggu di Bulungan bersama teman-teman lainnya.

Ada pengalaman lain yang sebenarnya lebih berkesan. Waktu itu saya ikut Seleknas (Seleksi Nasional) dan saya terpilih. Tapi, waktu itu tidak ada dana untuk berangkat ke turnamen. Akhirnya, saya dengan teman-teman cari duit sendiri untuk bisa berangkat. Karena kalau wanita kan tidak begitu dianggap waktu itu. Jadi, kita cari biaya sendiri.


Apa Sebenarnya Manfaat Terbesar Dari Bermain Bridge Yang Anda Rasakan?
Otak masih terus bekerja, itu nomor satu. Tapi, sekarang saya sudah santai. Partner saya juga sudah mulai sakit. Jadi saya tidak ikut turnamen lagi. Hanya setiap Selasa dan Kamis saya bermain bridge dan satu kali sebulan arisan sekaligus main bridge. Selain bridge, saya juga suka main game di Ipad dan isi teka-teki silang. Yang penting otak terus terasah.

Bagaimana Anda Melihat Perkembangan Bridge Saat Ini?
Sekarang lebih bagus. Sudah banyak wadahnya (turnamen) dan banyak yang sponsor. Kalau dulu harus cari uang sendiri. Tapi, memang dulu lebih memuaskan kalau kita berhasil. Karena cari uang sendiri. Jadi, kalau juara kita puas sekali.

Apa Pesan Untuk PB GABSI?
Saya berharap kepengurusan saat ini bisa terus sukses. Jangan pernah lelah untuk membangun tim nasional yang kuat. Saya lihat yang Senior sudah bagus. Mereka mampu bersaing dengan tim-tim kuat dari negara lain. Tapi, tim wanita masih kurang. Sebenarnya sempat membaik tapi turun lagi. Mudah-mudahan mereka bisa kembali berjaya seperti dulu lagi.

10 September 2015

Djarum Foundation, Berikan Bonus Juara APBF 2015


[Majalah Bridge Indonesia] - Keberhasilan tim Senior Indonesia menjuarai turnamen “50th Asia Pasific Bridge Federation (APBF) Championship 2015” di Bangkok, Thailand, 21-31 Mei, mendapat apresiasi dari Bakti Olahraga Djarum Foundation di Jakarta, Rabu (24/6). Tim “Merah Putih” yang terdiri dari Michael Bambang Harono, Henky Lasut, Eddy Manopo, Denny Sacul, Bert Toar Polii, dan Munawar Sawirudin diberikan bonus uang masing-masing sebesar Rp. 25 juta.

Tim Indonesia berhasil meraih medali emas dengan mengatasi Hongkong dengan 14.20-5.80 Victory Points setelah menyelesaikan dua babak round robin masing-masing dengan 20 papan.

Para atlet Indonesia tersebut mendapat bonus masing-masing sebesar Rp. 25 juta untuk enam anggota tim. Sementara Denny Sacul dan Bert Toar Polii mendapat tambahan bonus masing-masing Rp. 10 juta untuk keberhasilan mereka meraih medali perak pasangan APBF 2015.

Bonus penghargaan itu diberikan oleh Budi Hartono dan Djarum Foundation dan dihadiri Ketua Umum PB GABSI Ekawahyu Kasih serta Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman. Karena prestasi yang mereka cpai di Thailand, tim Indonesia berhak untuk tampil di Kejuaraan Dunia Bridge di Chennai, India, pada 26 September hingga 10 Oktober mendatang. “Keberhasilan ini sudah sesuai target. Kami berharap dapat melanjutkan sukses di Kejuaraan Dunia Bridge di Chennai nanti, “ujar playing captain, Michael Bambang Hartono, yang juga Ketua Dewan Pembina PB GABSI.

Menurut Bambang Hartono, PB GABSI akan mempersiapkan tim secara serius guna meraih hasil maksimal di kejuaraan dunia mendatang. Meskipun pelatnas secara resmi dilarang oleh KONI selama bulan Ramadhan, persiapan secara informal tetap dilakukan. “Saya kira persiapan akan dilakukan secara intens. Sementara formasi yang akan diturunkan di India nanti terserah kepada pelatih dan pembina, “kata Bambang Hartono.

Menurutnya, pemberian penghargaan Bakti Olahraga Djarum kepada para atlet bridge dapat mendorong semakin banyaknya atlet yang mau menekuni olahraga ini. “Pembinaan olahraga bridge harus dilakukan secara berkesinambungan. Pelatnas yang ada pun setidaknya diisi selain para pemain senio, juga tim pelapis yang terdiri dari pemain muda,” tandasnya.

Djarum sendiri telah terlibat dengan perkembangan olahraga bridge sejak 1970-an dengan menyelenggarakan “Djarum Bridge Cup.” Seperti juga tradisi mendukung olahraga bulu tangkis, pihak Djarum Foundation menganggap bridge memiliki karakteristik serupa dengan bulu tangkis karena mampu mengangkat nama Indonesia di forum internasional.

“Saya kira kalau pembinaan di dalam negeri digairahkan, temasuk dengan dukungan pemerintah, dan dibarengi dengan usaha menggairahkan olahraga ini kembai di tingkat regional Asia Tenggara, maka kita harap melalui olahraga bridge, kita dapat berbuat banyak untuk kemajuan olahraga Indonesia,”pungkasnya.

9 September 2015

Surabaya Jawara Kejurnas ke-53 Banda Aceh


[Majalah Bridge Indonesia] - Regu Bridge Kota Surabaya berhasil menjuarai Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bridge ke-53 pada nomor Antar Kota yang berlangsung di Banda Aceh pada 8-11 Mei 2015. Surabaya memastika raihan gelar juara setelah membungkam regu Jakarta Pusat dalam partai final. Turun dengan kombinasi Youbert Sumaraw/Roni Rltanto, Mukhiban Darmabakti/Santje Panelewen dan Indra Kusuma/Iskandar, Surabaya berhasil mengalahkan Jakarta Pusat yang beranggotakan Robert Tobing/Taufik Asbi, Leslie Gontha/Jemmy Bojoh dan Franky Karwur/David PH dengan 128-21 imp.

Tertinggal cukup jauh pada segment pertama, Jakarta Pusat berusaha tampil lebih baik di segment kedua namun mereka gagal menemukan permainan terbaik mereka dan merelakan kemenangan ke tim Surabaya. Surabaya di babak semi final berhasil melakukan revans dengan mengalahkan tim favorit lainnya Manado yang dibabak kualifikasi mengalahkan mereka. Sementara Jakarta Pusat menang atas Minahasa. Pada perebutan tempat ketiga, Minahasa menang atas Manado 77-65imp. Kejutan besar terjadi ketika tim elit Semarang dilengserkan oleh tuan rumah Banda Aceh ke klas B. akibatnya, Semarang akan bermain di klas B tahun 2017 mendatang, sementara tuan rumah Banda Aceh bertahan di Klas A. Dalam pertandingan sebanyak 2 segment tersebut, mereka bermain draw, tetapi Banda Aceh menang carry over sebesar 4.5imp karena menang dalam petandingan round robbin.

Kemenangan ini adalah obat penghibur bagi tuan rumah karena tuan rumah lainnya Lhouksemawe telah terlempar ke klas B ketika mereka dikalahkan oleh Semarang di play off pertama. Makassar juga berhasil bertahan di Klask A ketika pada play off pertama menang atas Banda Aceh.

Di nomor Antar Kota Klas B, regu Bitung sukses menjadi yang terbaik setelah menempati peringkat pertama dengan torehan poin 96,90. Disusul peringkat dua Jakarta Timur dengan 93,43 pin, Batam 93,12 poin dan peringkat keempat Penajam Kalimantan Timur dengan 83,40 poin. Dengan hasil itu, Bitung berhak promosi ke Klas A. Ini adalah kali pertama Bitung akan berlaga di Klas A eksis selama 10 tahun dan enam kali ikut Kejurnas.

“Dari tujuh season yang dipertandingkan, kami menang lima season, satu season draw dan satu season kalah,” ujar Ketua tim Gabungan Bridge Bitung (GABIT), Rudy Theno yang mengirimkan 11 orang atlet berserta tim official dengan manajer Jefrry Mambu dan Ketua Harian Recky Lengkong ini.

Daftar Juara Kejurnas Bridge ke-53:
ANTAR GABUNGAN/KOTA KLAS A
1. SURABAYA: Santje Panelewen, Mukhiban Darma Bhakti, Youbert Sumaraw, Ronny Eltanto, Indra Kusuma, Ir, Iskandar, NPC: Denny Sacul.
2. JAKARTA PUSAT: Taufik Asbi, Robert Tobing, Franky Karwur, Jemmuy Bohoh, Leslie Gontha, David Hutahaean.
3. MINAHASA: Giovani Watulingas, Octa Wohon, Rivans Polii, Clift Tangkuman, Yani Fehr Dan Hani Gosal.
4. MANADO: Henky Lasut, Eddy Manoppo, Bill Mondigir, Tommy Rogi, Nurhamidin, Jacky Tirayoh, NPC: Chris Humbokau.

ANTAR GABUNGAN/KOTA KLAS B
1. BITUNG: Yongky Tumbel, Rony Wowor, Robby Makadada, Herry Ponijan, Mario Mambu, Franky Wowor, NPC: IGN. Rudy Theno.
2. PENAJAM PASER UTARA: Boy Roring, Nofry Kaligis, Youce Mandang, Jerry Rampen.
3. JAKARTA TIMUR: WD Karamoy, Noldy Ngantung, Menlky Ligou, Renald Kandijo, Handojo Susanto.
4. BATAM: Rusliden Hutagaol, Miftahudin, Yesemet Suheri Yulian, Faisal, Hidayatullah, Franky Liogu, NPC: Sukmawaty

PAT KAWAN PUTRI
1. PERTAMINA DKI: Lusje Bojoh, Rury Andhani, Suci Amita Dewi, Kristina Wahyu, Conny Sumampouw.
2. BANDUNG: Fera Damayanti, Riantini, Nunung Tri Yulianti, Yena Wirahma.
3. SURABAYA: Nur Ainia, Winda Purba, Nur Khasanah, Nur Affifatur Rohinun.
4. MANADO: Satrje Pontoh, Elvita Lasut, Tracy Polii, Siti Chaerani, Chintya Manueke.

BEST YUNIOR U-26
1. SEMARANG U-26: Noveda Mulyo Wobowo, Samuel Octaaji, Ego Agnes Aditya, Galang Satrio Prayogo, Hengky Kurniawan, Aditya Gunadi.

PAT KAWAN YUNIOR U-21
1. LANGKAT: Ralia Hanifah, Ferita Nadya Putri, Ika Syafitri, M. Rifqi Akbar Lubis, Mkhair Akmal, NPC: Perwira Sakti Lubis.
2. SABANG: Annisa Farah Adha, Selly Gita Amelia, Ghaeska Fanaya, Theresia Aprilia.
3. ACEH BESAR: Jannah Rizky A, Dewi Arini, Emma Dwiyanti, M Fatur Razaq.

PASANGAN MATCH POINT PIALA KONI
1. Wendy – M. Ardi: Palembang
2. Wellya Aziz – Junaedi: Pekanbaru
3. Waster Sinaga – Dadang Kadarisma: Jakarta Utara

BEST YUNIOR
1. Hengky – Aditya

BEST LADIES
1. Tanti – Yunita Fitry

MIXED TEAM
1. PERTAMINA RED: Lusje Bojoh, Noldy George, Kristina Wahyu, Kurniadi Djauhari, Suci Amita Dewi, Syahrial Ali.
2. PETAMINA BLUE: Conny Sumampouw, Noldy Ngantung, Rury Andhani, Vicky Manoppo Melky Ligou.
3. BHINNEKA SULUT: Handojo Susanto, Elvita Lasut, Siti Chaerani, Denny Sacul, Said Zulhasri, NPC: Junaedi.

PASANGAN SWISS PAIR PIALA KADISPORA
1. Wendy – Juliansya : Tenggarong
2. Budiman – Tety Surjati: Tenggarong
3. Teddy Februardi – Didi: Padang Pariaman

PAT KAWAN TERBUKA PIALA REKTOR
1. SARUNTA WAYA: Rivans Polii, Hani Gosal, Yani Fehr, Clift Tangkuman, Octa Wohon.
2. BHINNEKA: Handojo Susanto, WD Karamoy, Henky Lasut, Eddy Manoppo, Bill Mondigir, Tommy Rogi.
3. PERTAMINA RED DKI: Taufik Asbi, Robert Tobing, Noldy Geroge, Franky Karwur, David P Huthaean
4. EIBC: Widi Pancono, Memed Hedrawan, Alfa Irinanda, Very Pangkarego

BEST LADIES
1. DJARUM MLD: Sarthe Pontoh, Elvita Lasut, Nur Ainia, Winda Purba, Nunung Tri Yulianti, Nettin Erinda.
2. PERTAMINA LADIES: Lusye Bojoh, Cony Sumampouw, Rury Andhani, Suci Amita Dewi, Kristina Wahyu.

BEST SENIOR
1. SENIOR SULUT: Robby Lempoy, Max Tampodung, Max Agouw, Hary Raranta, John Taroreh
2. BEST YUNIOR: DJARUM – U26

PAT KAWAN PIALA PENGPROV
1. DJARUM BLACK: Stevanus Supeno, Giovany Watulingas, Anthony Subroto, Kamto.
2. DJARUM SUPER: Bambang Hartono, Dony Tuerah, Santoso, Akus K, Leslie, Kemmy.
3. PU BITUNG: Yongky Tumbel, Rony Wowor, Robby Makadada, Herry Ponijan, Mario Mambu, Frangky Wowor.
4. PENAJAM PASER UTARA: Boy Roring, Novry Kaligis, Youce Mandang, Jerry Rampen, Youbert Sumaraw.

8 September 2015

Pra PON XIX 2015 Cabor Bridge Usulkan Penambahan Nomor Pertandingan


[Majalah Bridge Indonesia] - PB GABSI secara resmi menetapkan Kepulauan Riau (Kepri) sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pra-Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX cabang olahraga bridge pada 2015. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada 6-12 September 2015 di kota Batam, Kepri. Pra – PON akan dijadikan babak kualifikasi menuju PON 2016 yang bakal berlangsung di Jawa Barat.

Berbeda dengan Pra-PON edisi sebelumnya, khusus untuk Pra-PON pada tahun ini, Ketua Bidang Pertandingan PB PON XIX 2015 bersama Technical Delegate mencoba membuat terobosan. Mereka mengusulkan untuk menambahkan nomor pertandingan dari lima menjadi enam. Satu nomor tambahan yang diusulkan yakni mix team.

Seiring dengan penambahan nomor tersebut, otomatis jumlah medali juga akan bertambah. Medali yang sebelumnya sebanyak lima keping diusulkan menjadi 11 medali. Tambahan medali itu akan diberikan kepada juara IV, yang diikutkan menjadi juara bersama dengan Juara III sehingga berhak mendapat medali perunggu.

“Usul sudah dicatat dan didaftarkan. Ketua Bidang Pertandingan PB PON XIX 2016 saat itu tidak bisa memutuskannya. Kewenangan mengabulkan atau menolak ada di tangan KONI Pusat. Pak Ekawahyu Kasih (Ketum PB GABSI) sudah mengirimkan surat kepada KONI Pusat pada 18 Juni 2015 mengenai permohonan penambahan nomor dan medali itu,” ujar Wakil Ketua Umum PB GABSI Abdullah Imran.

Menurutnya, penambahan nomor tersebut tidak lepas dari upaya PB GABSI dalam mempersiapkan diri menuju ajang multievent yaitu SEA Games 2017 (jika dipertandingkan) dan Asian Games 2018 “Karena mulai tahun ini (program) kami akan berorientasi kepada SEA Games dan Asian Games. Ini juga upaya kami supaya bisa memenuhi lima target medali emas di Asian Games 2018 mendatang. Kami berharap KONI Pusat bisa memberikan lampu hijau sehingga jadwal (Pra-PON) juga bisa segera disusun,” ucap Imran yang meninjau venue Pra-PON di Batam bersema Sekjen PB GABSI Bambang Hartono pada 28 Juni 2015.

Dengan bertambahnya nomor pertandingan, PB GABSI juga berharap akan meningkatkan jumlah peserta. Dari nomor putra, lanjut Imran, diharapkan sebanyak 15-18 Provinsi ikut serta dalam Pra-PON 2016. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12 provinsi akan masuk ke putaran final PON 2016. Sedangkan, nomor wanita diharapkan juga bisa menjaring 15-18 Provinsi dengan 7 Provinsi yang masuk ke putaran final.

Usulan 11 nomor PON 2016
1. Beregu Putra
2. Pasangan Putra
3. Beregu Putri
4. Pasangan Putri
5. Beregu Campuran
6. Pasangan Campuran
7. Perorangan (Butler) Putra
8. Perorangan (Butler) Putri
9. Perorangan (Butler) Campuran
10. Individual Putra
11. Individual Putri

Tim Senior Bawa Pulang Emas Dari Thailand, Kejuaraan 50th Asian Pacific Bridge Federation (APBF) Championship 2015


[Majalah Bridge Indonesia] - Tim bridge Indonesia sukses meraih gelar juara lewat nomor senior dalam kejuaraan “50th Asian Pacific Bridge Federation (APBF) Championship 2015” yang berlangsung pada 21-31 Mei di Bangkok, Thailand. Skuat “Merah Putih” yang diperkuat Henky Lasut, Eddy Manopo, Denny Sacul, Bert Toar Polii, Munawar Sawirudin dan Michael Bambang Hartono, memastikan raihan medali emas setelah mengandaskan tim Hongkong dengan 14,20 – 5,80 VPs setelah menyelesaikan 2x Round Robin @20 boards.

Selain berhasil mengalahkan Hongkong, kemenangan tim Indonesia juga tidak lepas dari kekalahan Taiwan, yang menjadi saingan terdekat Indonesia, dari Australian dengan 8,66 – 11,34 VPs. Kemenangan Indonesia atas Hongkong juga sangat dramatis, karna ditentukan pada board No. 19 (2 boards terakhir) setelah pasangan Denny – Berce di Open Room kontrak 3NT + 2, sementara di Close Room pasangan Henky – Eddy menggagalkan kontrak 4S – 2 dari pemain Hongkong.

“Pertandingan round terakhir ini sangat menegangkan, karena kami ketinggalan dari Taiwan di round 11 dan round 12, dan Hongkong juga bermain bagus waktu lawan kami di round terakhir. Selanjutnya tentu kami harus lebih giat berlatih agar bisa mencapai target sebagai Juara Dunia di Chennal bulan September-Oktober,” ujar Hengky Lasut.

Atas keberhasilan itu, tim Senior Indonesia pun berhak atas tiket menuju kejuaraan dunia di Chennai, India pada 26 September – 10 Oktober mendatang. “Keberhasilan ini sudah sesuai target. Semoga kami bisa melanjutkan hasil positif ini di kejuaraan dunia nanti,” kata Michael Bambang Hartono yang juga merupakan Dewan Pembina PB GABSI ini.

Namun, langkah tim Senior gagal diikuti dua nomor lainnya yang ikut turun yakni tim Open dan Ladies. Keduanya harus mengakui keunggulan lawannya masing-masing dan gagal meloloskan diri dalam babak kualifikasi ke kejuaraan dunia Bermuda Bowl dan Venice Cup.

Memainkan 3 segment @16 papan, tim Ladies Indonesia harus mengakui keunggulan Jepang dengan 19-50imp, sehingga secara total tim Ladies kalah 106-121. Dengan demikian Jepang akan mendampingi China dan Taiwan ke India.

Pada nomor Open, harapan Indonesia harus pupus ditangan China. Pada segment pertama, kombinasi Mukhiban Darmabakti-Santje Panelewan, Agus K-Santoso Sie kalah tipis, 17-24imp. Kiban-Santje kemudian diistirahatkan dan menggantinya dengan Leslie Gonta-Jemmy Bojoh. Kombinasi tersebut sempat memberikan angin segar setelah mampu meraih kemenangan 52-21imp di segment kedua.

Namun sayang, dewi fortuna lebih memihak China setelah menang dengan 37-4 imp pada segment ketiga, sekaligus membalikkan keadaan dari defisit 24imp menjadi surplus 9imp. Dengan demikian, China akan mendampingi Jepang dan Singapura untuk berlaga di Bermuda Bowl pada tahun ini.

SEABF Resmi Terbentuk, Bridge Asia Tenggara Semakin Menggeliat


[Majalah Bridge Indonesia] - Terobosan demi terobosan seakan tak pernah lepas dari kinerja jajaran pengurus PB GABSI. Langkah besar diambil organisasi bridge tertinggi di Tanah Air itu dengan menjadi inisiator terbentuknya South-East Asia (SEA) Bridge Federation (SEABF) pada akhir Mei lalu.

Dibentuknya SEABF dipastikan bakal membuat bridge di kawasan Asia Tenggara semakin menggeliat. Pasalnya, SEABF akan menjadi wadah bagi federasi bridge Asia Tenggara untuk menggelar turnamen khusus kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya, mereka tak memiliki turnamen sendiri sehingga selama ini ikut ke kejuaraan Asia Pasifik yakni Kejuaraan Asia Pacifik Bridge Federation (APBF).

Digelarnya turnamen yang direncanakan bergulir pada 2016 itu dinilai akan semakin memluskan langkah bridge untuk bisa dipertandingkan secara rutin di SEA Games. Sejauh ini, bridge baru sekali mentas di ajang multievent Asia Tenggara itu yakni ketika Indonesia menjadi tuan rumah pada 2011.

“Dibentuknya SEABF diharapkan setiap negara di Asia Tenggara membawa nama negara masing-masing baik di even regional maupun internasional dalam kompetisi bridge. Sebelumnya hanya membawa nama klub di masing-masing negara,” ujar Sekjen SEABF, Handojo Susanto.

Selain Handojo, Indonesia juga menempatkan Michael Bambang Hartono sebagai Presiden SEABF didampingi oleh Khunying Chodchoy (Esther) Sophonpanich asal Thailand sebagai Wakil Presiden. Sedangkan, Chua Gang ditunjuk sebagai Treasure.

Hingga saat ini, terdapat enam negara Asia Tenggara yang telah resmi menjadi anggota dari SEABF. Mereka adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Timor Leste. Namun, seiring berjalannya waktu, Handojo berkeyakinan lima negara lainnya akan segera bergabung menjadi anggota.

“Diharapkan keenam negara ini mampu mengajak negara Asia Tenggara lainnya untuk bergabung di SEABF. Salah satunya Filipina yang sudah siap untuk mengajak Brunei Darussalam. Indonesia bahkan sudah membantu Timor Leste untuk menjadi anggota APBF dan WBF,” ucapnya.

Handojo mengatakan setelah bridge dipertandingkan di multi ajang yakni SEA Games dan Asian Games, maka SEABF akan tunduk pada aturan yang diberlakukan dalam kedua ajang tersebut. “Untuk sejauh ini belum ada pembatasan di tiap negara mengirimkan wakilnya untuk mengikuti pertandingan bridge di tingkat Asia Tenggara,” pungkasnya.

2 September 2015

Sejarah Bridge ke Asian Games 2018


Asian Games 2018, Kami Datang
[Bridge Indonesia] Sejak dilantik oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada 9 Oktober 2014, jajaran Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) bertekad untuk mengukir tinta emas dalam masa baktinya selama empat tahun kedepan. Salah stu yang menjadi fokus utama PB GABSI periode 2014-2018 adalah dengan mengusung bridge untuk bisa dipetandingkan di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Setelah berjuang selama hampir sembilan bulan sejak dilantik, cucuran keringat seluruh jajaran PB GABSI terbayar lunas. Tanggal 14 Juni 2015 menjadi momentum bersejarah bagi dunia (OCA) menyetujui olahraga asah otak ini masuk menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) di Asian Games 2018.

Rasa haru bercampur bahagia sontak menyelimuti seluruh jajaran pengurus PB GABSI karena kerja keras mereka dengan melobi berbagai pihak terkait akhirnya membuahkan hasil manis. Nama Ekawahyu Kasih sebagai Ketua Umum PB GABSI beserta jajaran pengurus lainnya pun kini tercatat dalam buku sejarah bridge Indonesia. Pasalnya, mereka mampu membawa bridge berlaga di kejuaraan multieven terbesar se-Asia itu untuk kali pertama.

Ekawahyu pun menyambut baik keputusan tersebut. Pendekatan yang telah dilakukan ke sejumlah pihak, lanjut Ekawahyu, nyatanya tidak sia-sia. Karena itu, pihaknya berjanji akan memulai persiapan atletnya sejak dini untuk bisa mencapai target medali.

“Kami berterimakasih kepada KOI, KONI, Kemenpora dan semua pihak atas dukungannya selama ini. Ini sejarah bagi dunia bridge Indonesia karena untuk pertama kali akan berlaga di Asian Games. Untuk itu, kami akan mulai mempersiapkan 24 atlet dan 3 pelatih yang nantinya akan bertanding,” ujar Ekawahyu.

Ia memprediksi akan terdapat 11 nomor yang akan dipertandingkan yaitu beregu putra-putri dan campuran, pasangan putra-putri dan campuran, butler putra-putri dan campuran, serta individual putra-putri. “Dari total 11 nomor, kami yakin bisa mempersembahkan 7 medali emas dan 5 perak. Tapi, jika target itu tidak terpenuhi, kami berani menjamin minimal bisa mempersembahkan 5 emas dan 2 perak,” tegasnya.

Kebahagiaan tak hanya dirasakan PB GABSI, tetapi juga oleh Federasi Bridge Dunia (WBF). Melalui Presidennya, Mr. Gianarrigo Rona, WBF menyatakan sangat senang dengan kepastian bridge dipertandingkan di Asian Games 2018. Kesukesesan tersebut, lanjut Mr. Gianarrigo, tak lepas dari pekerjaan hebat yang dilakukan oleh Ketua Umum KOI Rita Subowo, PB GABSI, Esther Sophonpanich, Patrick Choy, dan Michael Bambang Hartono selaku Ketua Dewan Pembina PB GABSI.

“Rasa terima kasih khusus saya sampaikan kepada Presiden OCA Sheikh Ahmed Al Fahad Al Sabah untuk dukungannya; seperti janjinya kepada saya di Sochi,” ujar Rona mengacu kepada pertemuan dirinya dengan Sheikh Ahmad Al Fahad dalam acara pertemuan antara Federasi Olahraga Intersanional Olimpiade dan Non-Olimpiade (Sport Accord Convention) di Sochi, Krasnodar Krai, Rusia pada 27 April lalu.

Potensi Medali
Pertemuan antara OCA, KOI, dan Kemenpora di Jakarta pada 14 Juni lalu menghasilkan keputusan yakni mengesahkan 36 cabor berserta masing-masing venue-nya. Ke-36 cabor itu terdiri dari 28 cabor olimpiade, 4 cabor regional dan 4 cabor hak tuan rumah. Bridge dipilih menjadi satu dari empat cabor yang menjadi hak preogratif tuan rumah.

“Dibawah supervisi dari perwakilan OCA yang datang, kami membahas jumlah cabor berserta venue-nya. Jumlah 36 cabor telah disetujui akan dipertandingkan di Asian Games 2018, termasuk bridge,” ucap Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.

Gatot yang ikut hadir dalam pertemuan itu, menyatakan dipilihnya bridge menjadi salah satu cabor preogratif tuan rumah, tidak lepas dari potensi medali yang akan diraih. Pertimbangan lain, lanjut Gatot, adalah jumlah partisipasi negara untuk cabor bridge yang diperkirakan diikuti minimal 20 peserta. “OCA justru mendorong tuan rumah untuk mendaftar cabor mana saja yang berpotensi akan menghasilkan banyak medali nantinya. Kami menilai bridge memiliki persyaratan itu,” katanya.
Kepastian masuknya bridge menjadi cabor Asian Games 2018 juga disambut baik oleh Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Ketua Satlak Prima Suwarno menyatakan masuknya bidge semakin memperbesar peluan Indonesia untuk merebut medali emas. Hal itu didasarkan kepada prestasi atlet bridge Tanah Air yang memiliki prestasi kelas dunia.

“Indonesia memang mempunyai kesempatan memasukan cabang olahraga yang berpeluang meraih emas. Kalau bridge masuk berarti peluang merebut emas sangat terbuka. Semoga dengan masuknya bridge bisa menjadi tumpuan meraih emas,” tuturnya.

Ketua umum KOI Rita Subowo mengatakan, cabang olahraga bridge sudah resmi menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Asian Games 2018. Cabang ini merupakan pengganti dari paralayang yang gagal lolos masuk.

Bahkan, pihak KOI juga sudah menetapkan lokasi pertndingan bagi cabang olahraga kartu itu yaitu Palembang. Selain bridge, cabang olahraga cricket, menembak, rowing, kano, perahu naga dan voli pantai juga dipertandingkan di kompleks Jakabaring Sport City itu. “Ada 11 cabang yang akan dipertandingkan disana (Palembang). Kemungkinan sudah tidak ada perubahan lagi. Sisannya akan digelar di Jakarta dan sekitarnya,” pungkasnya.

Perjuangan PB GABSI Menuju Asian Games 2018:
14 September 2014
Ekawahyu Kasih Terpilih Menjadi Ketua Umum PB GABSI periode 2014-2018

9 Oktober 2014
PB GABSI secara resmi dilantik oleh KONI Pusat

4 November 2014
PB GABSI bertemu KOI membahas kemungkinan bridge dipertandingkan di AG 2018.

15 Januari 2015
PB GABSI mengirimkan surat kepada KOI dan Satlak Prima perihal permohonan bridge dipertandingkan di AG 2018.

27 Januari 2015
KONI Pusat mengirimkan surat kepada KOI perihal dukungan kepada bridge untuk dipertandingkan di AG 2018.

2 February 2015
KOI membalas surat PB GABSI yang menyatakan belum bisa memastikan keikutsertaan bridge di AG 2018.

27 April 2015
Presiden WBF Mr. Gianarrigo Rona bertemu Presiden OCA H.E. Sheikh Al Fafad Al Jaber Al Sabah meminta dukungan bridge dipertandingkan di AG 2018.

14 Juni 2015
Bridge secara resmi diputuskan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di AG 2018.

[Majalah Bridge Indonesia]

23 Agustus 2015

MARS BRIDGE INDONESIA


MARS BRIDGE INDONESIA
Cipt : Parpar Priatna
PB GABSI

MAJULAH MAJU, BRIDGE INDONESIA, TERUS MAJU KE DEPAN
JAYALAH JAYA, BRIDGE INDONESIA, TETAP JAYA SLAMANYA
MENGGALANG PERSATUAN, BINA KERUKUNAN, UNTUK NEGERI TERCINTA
MENJUNJUNG SPORTIFITAS, INSAN OLAHRAGA, BANGSA INDONESIA
NYALAKAN SEMANGATMU, WUJUDKANLAH TEKADMU, UNTUK MEMBANGUN NEGERI
KOBARKAN SEMANGATMU, KIBARKAN BENDERAMU, JAYALAH BRIDGE INDONESIA

DARMA BAKTIMU, BRIDGE INDONESIA, MENCERDASKAN BANGSAMU
KARYA PRESTASI, BRIDGE INDONESIA, KEBANGGAAN BANGSAMU
MENGGALANG PERSATUAN, BINA KERUKUNAN, UNTUK NEGERI TERCINTA
MENJUNJUNG SPORTIFITAS, INSAN OLAHRAGA, BANGSA INDONESIA
NYALAKAN SEMANGATMU, WUJUDKANLAH TEKADMU, UNTUK MEMBANGUN NEGERI
KOBARKAN SEMANGATMU, KIBARKAN BENDERAMU, JAYALAH BRIDGE INDONESIA

JAYALAH BRIDGE INDONESIA...........................

“Apa Bisa? Tentu Bisa!” Perjalanan Sejarah Bridge Indonesia Menuju Asian Games 2018



[Bridge Indonesia] – Gelar juara dunia yang berhasil diraih pasangan Henky Lasut/Eddy Manoppo pada tahun 2014 harus diakui memberikan banyak efek positif terhadap perkembangan bridge di Indonesia. Bridge yang selama ini lebih dipersepsikan masyarakat sebagai olahraga komunitas, terbukti mampu memberikan sumbangsih besar bagi negara.

Momentum juara dunia tersebut juga dinilai bisa menjadi trigger bagi bridge untuk semakin muncul ke permukaan. Olahraga asah otak ini perlahan tapi pasti kini mulai dikenal publik tanah air Indonesia karena prestasinya yang mendunia. Nama PB GABSI sebagai induk organisasi bridge tertinggi di Indonesia pun ikut terangkat.

Atas dasar pertimbangan prestasi pula, tak berlebihan jika pada akhirnya PB GABSI merasa bridge pantas dipertandingkan di Asian Games 2018. Ya, sejak resmi dilantik oleh Komite Nasional Indonesia (KONI) Pusat pada 9 Oktober 2014 lalu. Ekawahyu Kasih selaku Ketua Umum PB GABSI secara terang-terangan menyatakan tekadnya untuk membawa bridge menembus ajang multieven tersebut.

Awalnya, banyak yang tersenyum kecut ketika PB GABSI berjuang memasukkan bridge untuk bisa berlaga di Asian Gaes 2018. “Apa bisa?” kira-kira itulah pertanyaan yang menggelayut di benak banyak orang. “Tentu bisa!” jawab Ekawahyu bahkan sempat menyatakan optimismenya itu dihadapan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dan insan pers dalam acara pemberian apresiasi kepada para peraih medali di Kejuaraan Dunia 2014.

Jawaban Ekawahyu itu coba diejawantahkan oleh jajaran pengurus lainnya sebagai pintu masuk untuk melakukakn lobi kepada sejumlah pihak yang bersangkutan seperti Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kememnpora). Segala usaha yang dilakukan oleh PB GABSI pun menjadi titik cerah manakala Federasi Bridge Dunia – World Bridge Federation (WBF) menyatakan dukungannya secara langsung.

Pada 27 April 2015, Presiden WBF Mr. Gianarrigo Rona melakukan pertemuan dengan Presiden OCA H.E. Sheikh Al Falad Al Jaber Al Sabah untuk meminta dukungan agar bridge dapat dipertandingkan di Asian Games 2018. Pertemuan tersebut ternyata terbukti ampuh. Dua bulan setelahnya, keluar keputusan yang menyatakan bridge secara resmi akan berlaga di Asian Games 2018.

Sontak publik bridge tanah air pun bersuka cita menyambut keputusan itu. Kini, sisa tiga setengah tahun ke depan harus mampu dimanfaatkan oleh PB GABSI untuk benar-benar mempersiapkan atletnya guna mencapai target lima medali emas dari perkiraan 11 nomor yang dipertandingkan.

Selamat bertanding.
Majulah Bridge Indonesia


[Majalah Bridge Indonesia]